GARUT – Koordinator Pelatih paguron Pencak Silat Tunggal Pusaka, Deden Agus Kurniawan menyebut bahwa dalam mencetak atlet silat berprestasi banyak mendapatkan kendala.
Salah satu kendala yang paling sering dirasakan dan cukup berpengaruh adalah faktor orang tua atlet.
Sering kali orang tua ikut intervensi terhadap pelatih ketika anaknya hendak bertanding.
Invervensi yang dimaksud di sini misalnya adalah dalam memberikan arahan terhadap anak. Tak jarang orang tua ikut campur memberikan arahan kepada anaknya ketika hendak bertanding.
Yang jadi masalah orang tua terkadang memberikan arahan yang berlawanan terhadap pelatih silat.
” Ketika orang tua turun, ketika kita memberi komando A orang tua memberi komando B,” ujar pria yang akrab disapa Apih Deden ketka ditemui di SOR Ciateul usai pertandingan Garut Championship Silat Antar Remaja, Minggu 9 Oktober 2022.
Semestinya kata Apih Deden, orang tua hendaknya menyerahkan sepenuhnya urusan anaknya kepada pelatih ketika hendak bertanding.
Menurutnya ketika di tempat berlatih atau di sebuah pertandingan, pelatih itu adalah sekaligus orang tua dari si anak.
Pelatih harus diberikan kebebasan yang penuh agar mereka bisa mengarahkan anak dengan baik. Karena yang lebih tahu tentang silat ya pelatih itu sendiri.
Selain itu kata Deden, tak jarang juga orang tua yang menyalahkan pelatih silat dan pengurus paguron ketika anaknya mengalami cidera.
Hal ini juga menjadi kendala yang sering dihadapinya ketika mengasuh anak didik.
Seringkali anak didiknya yang mengalami cidera seperti retak tangan patah kaki dan lain sebagainya. Kemudian orang tua menyalahkan para pelatih dan pengurus.
Hal ini juga menjadi kendala yang cukup berpengaruh terhadap prestasi anak dan paguron.
Maka dari itu kata Deden, pihaknya sekarang ini menerapkan aturan yang berbeda ketika ada anak didik baru yang akan masuk ke paguronnya.
Pihaknya membuat surat perjanjian di atas materai, bahwa orang tua tidak boleh menyalahkan pelatih dan pengurus ketika anaknya mengalami cidera.
Dalam hal ini Deden bukan berarti mau lepas dari tanggung jawab. Namun orang tua harus menyadari bahwa silat adalah olahraga yang keras dan risiko cidera selalu ada.
Paguron Tunggal Pusaka Raih 3 Medali Emas
Paguron Tunggal Pusaka berhasil meraih 3 medali emas dalam Garut Championship Silat Antar Remaja se-Jawa Barat yang digelar di SOR Ciateul, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Pelatih Tanding Paguron Tunggal Pusaka, Andri menjelaskan, anak didiknya hari ini berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan raihan 3 medali emas tersebut.
Selain medali emas, beberapa diantaranya juga meraih medali perak.
Diantara medali emas yang berhasil diraih itu adalah dari kategori tanding putra usia dini, tanding putri usia dini dan tanding remaja putri.
Berhasil Raih Prestasi Walaupun Tanpa Sokongan Dana dari Pihak Manapun
Koordinator Pelatih paguron Pencak Silat Tunggal Pusaka, Apih Deden mengatakan, dalam menghadapi Garut Championship Silat Antar Remaja se-Jawa Barat ini pihaknya tidak mendapat dukungan dana dari pihak manapun.
Baik itu pihak sekolah, maupun dari pemerintahan, tidak ada yang mendukung secara dana.
Semua pendanaan murni dikeluarkan oleh pengurus paguron dan pelatih.
Bahkan kata Apih Deden, banyak pihak sekolah yang angkat tangan ketika dihadapkan dalam dukungan dana. Pihaknya pun tak memaksakan hal itu.
Namun terkadang ada pihak sekolah yang tidak mau mendukung secara dana, namun ketika si anak berhasil meraih prestasi, pihak sekolah begitu sigap meminta medali dan mengklaim bahwa prestasi tersebut merupakan kerja mereka.(gilang)