MALANG – Dunia sepak bola Indonesia tengah dirundung duka atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Akibat kerusuhan tersebut korban jiwa banyak berjatuhan, bahkan datanya terus bertambah dari data awal yang dilaporkan.
Dilansir dari CNN Indonesia, korban jiwa akibat kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya Sabtu 1 Oktober itu menjadi 174 orang meninggal.
“Data BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.
Tragedi Kanjuruhan ini pula disebut-sebut melampaui tragedi Hillsborough yang terkenal di dunia.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, insiden Kanjuruhan ini diduga bermula setelah peluit panjang dibunyikan wasit, terlihat banyak suporter tuan rumah atau Aremania merangsek masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kekalahan tim mereka 3-2 dari rival Jawa Timur, Persebaya Surabaya.
Kondisi kacau semakin tak terkendali. Polisi pun menembakkan gas air mata. Celakanya, arah tembakan tak cuma mengenai mereka yang di lapangan tapi juga yang ada di tribune.
Kepanikan pun terjadi hingga banyak korban meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak saat berusaha mencari jalan keluar dari stadion.(*)