GARUT – Kegalauan tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes honorer Kabupaten Garut, yang sudah dua kali melakukan aksi demo tampaknya wajar dan patut didukung.
Kegalauan mereka untuk diangkat menjadi ASN terutama dari porsi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), berawal dari rencana Pemerintah Pusat yang akan menghapuskan tenaga honorer di tahun 2023.
Pasalnya, berdasarkan undang-undang yang ada, pegawai Pemerintah yang diakui sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) hanya ada dua saja. Yaitu PNS dan juga P3K. Selebihnya untuk tenaga honorer di tahun 2023 akan dihapus dan beralih ke outsourcing.
Dari sinilah kemudian kalangan nakes dan non nakes yang bekerja di puskesmas dan RSUD dr. Slamet Garut itu menyuarakan haknya agar bisa mendapatkan porsi di ASN khususnya P3K.
Terlebih memeng berdasarkan data dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Farid yang diwawancarai Bircunews.com menyebut, bahwa formasi yang diajukan oleh Pemkab Garut hanya 100 formasi saja.
Pengajuan 100 formasi itu menurut Maskut Farid, karena melihat kemampuan anggaran Pemerintah Daerah dan juga usia pensiun.
“ Itu kita usulkan memang berdasarkan kemampuan anggaran dan juga dari usia pensiun. Itu kurang lebih 100,” ujarnya ketika ditemui di gedung DPRD Garut kemarin.
Sementara di sisi lain, honorer dari kalangan guru yang diajukan oleh Pemkab Garut memang cukup besar. Sehingga di sinilah kemudian timbul gejolak dan keinginan dari nakes agar setidaknya perbedaannya tidak terlalu timpang dengan kalangan guru.
“ Ya jadi sekarang ini kan sebenarnya ada gejolak dari nakes karena formasi pengangkatan sedikit dibanding dengan guru. Jauh berbeda. Sehingga teman-teman nakes minta disamakan lah jangan terlalu jauh,” ujar Maskut.
Dari hasil audiensi kemarin lanjut Maskut, Bupati Garut tampaknya akan mengambil langkah lain untuk perubahan formasi tersebut.
“Hari ini ada usulan dan alhamdulillah sedang dibicarakan dengan dewan terutama dari sisi anggarannya. Mudah-mudahan tuntutan dari teman-teman nakes bisa dipenuhi,” ujar Maskut, (4/7).
Hal senada juga diungkapkan Irwandani Anggota DPRD Garut, yang menyebut bahwa Bupati Garut sudah menjawab kegalauan teman-teman nakes mengenai formasi P3K.
Bupati bersama Sekda, Kepala Dinas Kesehatan, dan BKD akan melakukan ANJAB ABK (Analisa Jabatan, Analisa Beban Kerja), bersama-sama juga dengan para kepala puskesmas dan Direktur RSUD dr. Slamet Garut. Tujuannya untuk menentukan sebenarnya berapa kuota yang dibutuhkan untuk Formasi P3K dari kalangan nakes dan non nakes ini.
“ Pak Bupati berjanji nanti berapapun kuota yang betul-betul dibutuhkan akan diajukan sebagai formasi P3K,” ujar Irwandani.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPRD Garut, Tatang Sumirat, mengapresiasi atas penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh nakes dan non nakes.
“ Saya kira ini sebagai bentuk aspirasi yang disampaikan teman-teman nakes dan non nakes cukup positif. Apa yang menjadi harapan teman-teman nakes dan non nakes di Kabupaten Garut bisa menjadi salah satu yang diambil langkah kebijakan oleh Pemerintah daerah dalam hal ini pak Bupati,” ujarnya.
“ Sehingga ke depan teman-teman tidak lagi mendapatkan kegalauan terkait status sebagai pekerja pada saat ada surat edaran Kemenpan RB, maksimal pada tanggal 28 November 2023 honorer harus sudah dihapuskan,” tambahnya.
Karena kata Tatang, berdasarkan kewenangan undang-undang bahwa tenaga pemerintah hanya ada dua. Yaitu PNS dan P3K. Sehingga apa yang diajukan oleh kalangan nakes ini memang satu kewajaran.
“Teman teman nakes dan non nakes berharap ada penambahan kuota ada penambahan formasi seperti yang terjadi di instansi yang lain seperti di Dinas Pendididkan,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemerintah Mewacanakan Legalkan Ganja untuk Medis, Begini Pandangan Dosen STAIN Madina
Tatang sendiri menilai antara guru dan tenaga kesehatan ini sama-sama penting posisinya. Kedua instansi ini merupakan pahlawan yang berjasa untuk melahirkan generasi hebat.
“ Karena Kami menilai dan menganggap teman teman guru honorer kemarin dapat melahirkan dan menentukan generasi anak bangsa yang cerdas dan berkualitas. Termasuk teman teman nakes juga membantu melahirkan dan menentukan generasi muda yang sehat sehingga dua duanya cukup memberikan sumbangsih yang cukup luar biasa terhadap perkembangan Kabupaten Garut ke depan,” ujarnya.(gilang)
BACA JUGA: Honorer Nakes dan Non Nakes Kembali Demo Besar-besaran di DPRD Garut