Tasikmalaya – Ratusan mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) dari Fakultas Pertanian menggelar aksi unjuk rasa di depan Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (23/9/2025). Aksi ini berlangsung tertib meski sempat memicu kemacetan lantaran massa memenuhi ruas jalan utama di depan kantor pemerintahan tersebut.
Massa mahasiswa berorasi lantang menyuarakan keresahan terkait sektor pertanian di wilayah Kota Tasikmalaya. Mereka sempat berusaha memasuki area Bale Kota, namun aparat kepolisian dan Satpol PP berjaga ketat sehingga aksi tetap berlangsung di luar pagar.
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut perhatian serius pemerintah daerah terhadap nasib petani dan keberlangsungan pertanian di Tasikmalaya. Mereka kecewa karena Wali Kota tidak hadir untuk menemui peserta aksi.
Kekecewaan itu sedikit terobati setelah Kepala Dinas Pertanian yang baru dilantik, Ir. Hj. Eli Suminar, M.P., hadir menyambut massa aksi dan menerima aspirasi mereka.
Tuntutan Mahasiswa Unsil
Dalam orasinya, mahasiswa Unsil menyampaikan lima poin tuntutan kepada pemerintah daerah:
- Mengecam kinerja pemerintah kota Tasikmalaya yang tidak serius melaksanakn pembangunan pertanian
- Mendesak DPRD Kota Tasikmalaya untuk mengevaluasi kinerja pemerintah sebagai eksekutif
- menuntut dinas ketahanan pangan, pertanian dan perikanan Kota Tasikmalaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan
- Menuntut dinas perdagangan, perindustrian kota Tasikmalaya, untuk memberikan jaminan harga dan akses pasar bagi petani
- Menuntut dinas pertanian mengevaluasi program bantuan sarana dan prasarana agar sesuai dengan kebutuhan para petani dan melakukan pendampingan secara berkelanjutan
- Menuntut dinas ATR/BPN bersama pertanian untuk meredistribusi lahan kepada petani
- Menuntut pemerintah kota Tasikmalaya untuk segera mengeluarkan peraturan wali kota sebagai garis hukum turunan, petunjuk pelaksanaan
Koordinator aksi menegaskan, jika tuntutan ini tidak segera ditindaklanjuti, mahasiswa Fakultas Pertanian Unsil berkomitmen akan membawa massa lebih besar pada aksi berikutnya dan terus mengawal kebijakan pemerintah di bidang pertanian.
Aksi yang berlangsung beberapa jam itu akhirnya berjalan lancar hingga bubar tanpa insiden berarti.(hendra jaenuri)
