GARUT – Camat Samarang, Neneng Martiana menyampaikan temuan stunting (gagal tumbuh) pada balita yang didapat dari hasil bulan pencarian stunting selama Juni 2022. Dari temuan tersebut Neneng menyampaikan bahwa kasusnya cukup tinggi di Kecamatan Samarang, dan berada di atas rata-rata Kabupaten Garut.
Dari hasil bulan pencarian stunting itu Neneng menyebut bahwa temuan kasus stunting sekitar 20,7 persen dari total balita sasaran sebanyak 7.157 balita. Namun dari total balita sasaran ini yang sudah dilakukan pengukuran baru sekitar 90 persen. Artinya masih ada 10 persen balita yang belum diukur.
“ Hasil sementara dari laporan puskesmas dari jumlah sasaran kita di 13 desa ada 7.157 baik usia 0 sampai 59 bulan. Kemudian kehadirannya kita 90 persen dari sasaran. Kemudian kita temukan 1.330 balita yang diindikasikan stunting, itu sekitar 20,7 persen,” jelas Neneng Martiana.
Bulan pencarian stunting sendiri menurut Neneng, dilaksanakan sejak awal bulan Juni hingga berakhir 21 Juni.
Dengan temuan 20,7 persen ini lanjut Neneng, artinya Kecamatan Samarang kasusnya di atas rata-rata kasus Kabupaten yang hanya 16 persen.
Kemudian selain adanya temuan stunting, Neneng juga menyebut ada temuan gizi buruk di Kecamatan Samarang. Ada beberapa balita yang terindikasi mengalami gizi buruk.
Dengan temuan ini semua, Neneng mengharapkan ada strategi atau langkah penanganan dari Pemkab Garut untuk para balita yang stunting ataupun mengalami gizi buruk.
Pihaknya sendiri sudah menitipkan kepada para kepala desa terkait temuan kasus stunting dan gizi buruk ini. Karena di tingkat desa sendiri juga ada dana desa yang bisa digunakan untuk penanganan stunting.(gilang)
BACA JUGA: Gunung Papandayan Berada Pada Level Normal, Kondisi Paling Aman