GARUT – Kondisi gunung Papandayan yang berlokasi di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut saat ini berada pada level normal, yaitu level yang paling aman (level 1).
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Gunung Api Papandayan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Johan Kusuma.
“ Untuk kondisi gunung Papandayan hari ini masih dalam status aktif normal di level 1,” ujar Johan Kusuma ketika ditemui di kantornya, Minggu (26/6/22).
“ Betul level yang sangat aman. Jadi aktivitas di gunung api secara seismik ataupun perubahan gunung apinya secara deformasi dan kimianya, tidak ada perubahan yang signifikan, entah itu kenaikan ataupun penurunan, terutama penurunan dalam nilai keasaman di sekitar kawah baru yang ada danau,” tambah Johan.
Lebih lanjut Johan menjelaskan, bahwa untuk kegempaan sendiri pada hari Sabtu kemarin tercatat ada satu kali gempa vulkanik dangkal (VD) dan tiga kali gempa tektonik jauh (TJ).

Kemudian untuk kenampakan gunung api beberapa hari ini tertutup kabut atau didominasi tertutup kabut, 01 sampai 03. “Tidak terlihat sama sekali gunung apinya,” imbuhnya.
Sementara untuk hal lainnya, masih dalam keadaan normal.
Sebelumnya atau beberapa tahun silam kata Johan, kondisi gunung Papandayan sempat berada pada level waspada atau satu tingkat di atas level normal. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama.
“ Kebetulan memang waspada itu cukup lama ya, karena kita benar-benar untuk mengamati agar data secara seismiknya itu tidak ada perubahan yang fluktuatif. Jadi kita benar-benar menunggu datanya itu landai,” ujarnya.
“ Yang terakhir cukup tinggi itu sekitar 200 atau mungkin 150 (gempa) dalam satu hari itu berangsur turun ke puluhan. Cukup stagnan itu di 30 kejadian gempa vulkanik dan sekarang alhamdulillah di level normal ini hanya tercatat di bawah 10,” ujarnya.
Namun demikian, kendati level gunung Papandayan berada di level sangat aman, Johan tetap mengimbau agar masyarakat atau pendaki untuk waspada. Karena gunung Papandayan sekarang ini status letusannya masuk ke dalam kategori erupsi secara freatik. Maksudnya adalah, letusannya itu tanpa didahului tanda-tanda secara seismik deformasi atau kimia.
Kemudian pendaki juga tetap diminta waspada terhadap asap gunung Papandayan. Karena asap gunung berapi itu bisa menyebabkan ispa (inspeksi saluran pernapasan bagian atas). Terutama bagi penderita penyakit asma agar waspada untuk tidak menghirup asap tersebut.
“ Tetap waspada untuk tidak masuk ke lingkup seputaran kawah,” ujarnya. (gilang)
BACA JUGA: Peringati HANI, Rudy Gunawan Harapkan Garut Bersih dari Narkoba
BACA JUGA: Mengerikan, Bus Rombongan SD Masuk Jurang di Tasikmalaya