GARUT – Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan mengunjungi rumah warga di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, yang nyaris ambruk, Kamis (6/11). Kondiri rumah nya sudah miring. Yudha Puja Turnawan, menyambangi kediaman sederhana keluarga Kang Undang dan istrinya Teh Yani di Kampung Tarisi RT 01 RW 16.
Dalam kunjungan ini Yudha memberikan sejumlah bantuan sembako dan uang tunai, sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap keluarga dhuafa tersebut. Namun lebih dari itu, kedatangannya membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini hidup dalam keterbatasan dan nyaris terlupakan.
“Rumah Kang Undang dan Teh Yani ini sudah miring, sangat tidak layak huni. Mereka termasuk dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional, artinya tergolong sangat miskin. Namun ironisnya, mereka belum menerima bantuan sosial seperti BPNT, PKH, maupun BPJS PBI,” jelas Yudha Puja Turnawan.
Didampingi oleh Bapak Semat Kecamatan Leles Nurhaedi, Kasi Kesra Doni, Perangkat Desa Cangkuang, Ketua RW setempat, dan Pendamping Linjamsos Ihsan, Yudha berharap kehadirannya bisa membuka jalan agar keluarga ini segera mendapatkan perhatian pemerintah.
“Saya berharap operator SIKS-NG dan pendamping Linjamsos bisa segera mengusulkan agar keluarga ini mendapatkan komponen bansos dari pemerintah pusat,” tambahnya dengan nada penuh kepedulian.
Tak hanya soal tempat tinggal, Yudha juga menyoroti putus sekolahnya anak kedua keluarga ini, Neng Amanda. Gadis remaja yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah itu terpaksa berhenti karena keterbatasan ekonomi.
“Kita harus peduli. Di Garut ini ada sekitar 49 ribu anak yang putus sekolah, seperti Neng Amanda. Saya berharap pada tahun 2026 nanti, Pemkab Garut memiliki program khusus agar anak-anak seperti Amanda bisa kembali bersekolah. Saya ingin Amanda menjadi salah satu penerima manfaat dari program tersebut,” tutur Yudha dengan mata yang tampak berkaca-kaca.
Melihat kondisi rumah yang nyaris ambruk, Yudha pun menyerukan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, baik dari pemerintah, CSR perusahaan, Baznas, Korpri, maupun ASN, untuk membantu memperbaiki rumah keluarga Kang Undang.
“Saya yakin, bila semua pihak mau bergotong royong, rumah miring ini bisa berdiri kokoh kembali. Bukan hanya sebagai tempat berteduh, tapi juga sebagai simbol harapan baru bagi keluarga ini,” ujarnya menutup kunjungan.
Kunjungan sederhana di sore itu menjadi bukti bahwa kepedulian tidak harus menunggu kaya atau berkuasa. Kehadiran Yudha Puja Turnawan membawa cahaya empati di tengah kesunyian rumah miring yang hampir roboh — rumah yang kini kembali berdiri dengan harapan, bukan karena temboknya yang kuat, tetapi karena ketulusan hati yang mengetuk nurani banyak orang.(gilang)



