JAKARTA – Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa Presiden Jokowi telah menyetuji beberapa langkah penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK). Salah satu poin yang disetujui Presiden adalah adanya uang penggantian bagi sapi yang dimusnahkan atau dimatikan akibat PMK.
“ Kemudian pergantian untuk hewan yang dimusnahkan atau dimatikan paksa, pemerintah akan menyiapkan ganti, terutama untuk peternak UMKM itu sebesar Rp10 juta per sapi,” ujar Menko Airlangga seperti dikutip dari siaran pers Youtube Sekretariat Presiden, kemarin.
Selain mengatur tentang uang penggantian terhadap sapi yang dimusnahkan, Menko Airlangga juga menyebutkan beberapa hal penting lain dalam penanganan PMK.
Bahwasanya lanjut Airlangga, penanganan PMK ini mirip dengan penanganan covid-19. Diantaranya Pemerintah juga mengatur tentang lalu lintas hewan dalam hal ini sapi untuk mencegah penularan PMK.
“ Dari hasil pembahasan maka dapat disetujui bahwa pertama untuk darah berbasis level mikro seperti di penanganan covid di PPKM. Ini akan diberikan larangan daripada hewan hidup dalam hal ini sapi untuk bergerak did aerah level kecamatan yang terdampak daripada penyakit kuku mulut atau kita sebut daerah merah,” ujarnya.
Daerah merah ini lanjut Airlangga, antara lain ada di 1.765 kecamatan dari total 4614 kecamatan atau sekitar 38 persen.
“Seluruhnya detail nanti akan dimasukan di instruksi Mendagri,” ujar Airlangga.
Selain itu Presiden juga sudah menyetujui struktur daripada satgas penanganan PMK yang nanti akan dipimpin oleh kepala BNPB. “ Struktur ini mirip dengan penanganan covid,” imbuhnya.
Dan poin penting lain, Airlangga juga menyebut bahwa Pemerintah akan mendistribusikan vaksin PMK di tahun ini. Yaitu sekitar 29 juta dosis. Dan seluruhnya akan dibiayai dengan dana dari KPC PEN.
“ Kemudian bapak Presiden juga memberikan arahan bahwa untuk obat-obatan perlu disiapkan dan jumlah vaksinator juga dilengkapi dan seluruh mekanisme yang harus dijaga selain pergeseran daripada hewan juga control terhadap mereka yang keluar masuk peternakan,” ujarnya.
Kontrol terhadap mereka yang keluar masuk peternakan ini penting sekali terutama menjaga agar virus tidak menular yaitu dengan mengutamakan disinfektan.(*)
BACA JUGA: Kesal Banyak Tumpukan Sampah, Warga Desa Keresek Tutup Jalan dengan Bambu
BACA JUGA: Desy Ratnasari Belum Memikirkan untuk Maju ke Pilgub Jabar