GARUT – Ayah Roni (48) Seorang fotografer senior di Kabupaten Garut mengeluhkan turunnya nilai harga seorang juru foto profesional.
Menurut Ayah Roni, pada dasarnya istilah fotografer dan tukang foto atau juru foto sama saja, yaitu orang yang ahli dalam membuat foto. Tapi istilah tukang foto lambat laun menjadi menurun nilai harganya.
” Dulu seseorang disebut tukang foto (kadang disebut juga fotografer, adalah orang yang menguasai teknik fotografi yang baik. Tapi sekarang ini, tukang foto identik dengan orang-orang yang sekedar bisa dan dari anak baru yang penting dapat kerjaan bukan Memikirkan ke depannya mengunakan kamera dan tidak harus ahli di dalam bidangnya. Apalagi di era digital yang serba otomatis, tinggal jepret pakai lampu kilat saja langsung, pasti terang gambarnya,” ujar Ayah Roni.
Ayah Roni pun cukup menyayangkan, kondisi fotografer saat ini seolah-olah selalu diasingkan oleh konsumen dan sangat tidak dihargai.
” Padahal jasa seni yang sangat langkan ini, dengan alat-alat yang digunakan sangat serba mahal dengan modal yang sangat besar. Tetapi hasil foto dihargai sangat rendah, murah bahkan akhir-akhir ini malah semakin tambah murah,” sesalnya.
Contohnya kata Ayah Roni, fotografer wedding maupun sekolahan. Di masa dulu, konsumen yang datang langsung ke seorang fotografer atau tukang foto. Namun sekarang serba dipaket dan diatur oleh perias.
Dulu kata Ayah Roni, seorang fotografer ketika datang ke acara pemotretan selalu disambut baik oleh konsumen. Namun sekarang ini keberadaan fotografer seolah diacuhkan dan kurang diperhatikan. Karena dianggap orang kedua dari penyedia jasa perias.
Apalagi di era digital seperti sekarang, seorang fotografer semakin disisihkan karena masyarakat merasa bisa memotret sendiri dengan kamera handphone.
Padahal kemampuan memotret seorang fotografer tentu sangat berbeda dengan jepretan handphone amatiran.
BACA JUGA: Pemerintah Mewacanakan Legalkan Ganja untuk Medis, Begini Pandangan Dosen STAIN Madina
Yang menambah kekesalannya, adalah dengan keberadaan kamera digital dan handphone sekarang ini. Banyak anak muda fotografer baru yang justru seolah menjatuhkan harga.
Dengan cara banting harga cukup dengan tarif Rp50 ribu, sekarang ini jasa fotografer sudah bisa didapat.
BACA JUGA: Sayang Untuk Dilewatkan, Buya Yahya Sebutkan Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Tentu hal ini sangat menjatuhkan terhadap kelas fotografer senior yang bersusah payah mendapatkan ilmu fotografi.
” Khususnya di Kabupaten Garut tolonglah kepada para fotografer milenial khususnya kepada yang masih Muda untuk lebih bisa menghargai para seniornya,” ujar Ayah Roni.(gilang)
