GARUT – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut bersama Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut menggelar launching pemutaran film dokumenter Gunung Nagara, Selasa (11/11/2025) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Garut.
Dalam project pembuatan film dokumenter ini, Dewan Kebudayaan Garut mengungkapkan temuan yang besar di Gunung Nagara yang berlokasi di Kecamatan Cisompet itu.
Dewan Pembina Dewan Kabudayaan Kabupaten Garut, H. Rudy Gunawan mengungkapkan bahwa di Gunung Nagara ini terdapat situs-situs bersejarah yang sangat luar biasa.
Diantaranya kata Rudy, terdapat batu nisan (makam) yang bertuliskan bahasa Arab Gundul. Temuan ini menjadi petunjuk bahwa di sana pernah muncul peradaban Islam, yang diduga sezaman dengan masa Rasulullah dan para sahabat.
” Termasuk di dalamnya ada batu nisan. Dimana batu nisan itu menggunakan Arab gundul dan itu mencerminkan adanya peradaban islam. Itu dianggap peradaban islam yang paling tua,” lanjut Rudy Gunawan, usai pemutaran film dokumenter Gunung Nagara.
Mantan Bupati Garut dua periode itu juga mengungkapkan bahwa, ada temuan lain yang tak kalah luar biasanya di Gunung Nagara. Di sana terdapat pohon tua yang usianya ditaksir sudah ratusan tahun.
” Diantara yang kontroversial diantaranya adalah Gunung Nagara. Karena ada yang menganggap gunung Nagara dia itu lebih tua dari Prabu Siliwangi. Jadi di tahun 600an atau 700an. seusia nabi lah gitu. Kita ingin melakukan penelitian karena kalau tentang gunung Nagara ada sesuatu hal yang spektakuler yaitu pohon yang akarnya sampai jauh dan itu usianya ratusan tahun,” ujar Rudy Gunawan.
Project ini lanjut Rudy, merupakan inisiasi dari Disparbud Kabupaten Garut yang dikerjasamakan dengan Dewan kebudayaan untuk menggarapnya. Dimana tujuan dari project ini adalah untuk mengungkap, menggali dan mengarsifkan situs-situs bersejarah di Kabupaten Garut, salah satunya di Gunung Nagara ini.
Tentu saja, kegiatan ini juga sejalan dengan amanah dari undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang Kebudayaan. Dimana negara dalam hal ini mempunyai kewajiban untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan.
” Kita juga tahu ada undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang kebudayaan, dimana negara itu diwajibkan melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan. Empat ini yang jadi kewajiban pemerintah. Nah dewan kebudayaan itu sebagai entitas non pemerintah, punya inisiatif bersama pemerintah yang tadi itu (melindungi mengembangkan memanfaatkan dan membina kebudayaan),” jelas Rudy.
Setelah melakukan project ini, Rudy menyebut bahwa Dewan Kebudayaan merekomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Garut untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan ini.
Sebagai contohnya, untuk temuan pohon tua tadi, temuan itu bisa diteliti kepada ahlinya. Untuk mengetahui berapa sebetulnya usia pohon tersebut. Seperti contohnya di Jepang, ada sebuah pohon yang sudah berusia 1.300 tahun, dan pohon itu kemudian diberikan sertifikat.
” Nah kita pun ingin seperti itu kan bisa diteliti,” ujarnya.
Termasuk juga temuan batu nisan tadi, juga perlu diteliti lebih lanjut, berapa usianya. Hal ini tentu menjadi petunjuk yang sangat luar biasa untuk menggali sejarah peradaban Islam yang pernah masuk ke Indonesia, khususnya Kabupaten Garut.
Ketua Dewan kabudayaan Kabupaten Garut, Irwan Hendarsyah mengatakan, dari project ini, banyak temuan yang bisa digali lebih jauh.
Setelah itu, digali dan dikembangkan, kemudian diambil manfaatnya yang sekiranya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan bagi Kabupaten Garut pada umumnya.
Diantara manfaat yang bisa dikembangkan di kemduian hari, Gunung Nagara ini menurutnya bisa dijadikan salah satu destinasi wisata berbasis kebudayaan. Dengan begitu, tentunya akan mengangkat ekonomi dari masyarakat setempat.
” Seperti sejarah-sejarah atau hikayat hikayat yang terangkum dalam undang-undang pemajuan kebudayaan. Yang disebutkan adalah tradisi lisan, yaitu cerita cerita yang wajib kita sebagai pegiat budaya harus mampu menggali dan mengembangkan,” ujarnya.
” Semoga program pemerintah bisa ke arah menjadikan gunung negara berfungsi berbasis pariwisata. Dan saya moohon kepada pemerintah untuk bisa terus bekerjasama dengan entitas mana saja, termasuk dewan kebudayaan atau dari daerah setempat untuk mengembangkan potensi yang ada,” ujarnya.(eri)



