MEDAN – Ketua Komisi B DPRD Provinsi Sumatera Utara, Ahmad Fauzan Daulay (Fraksi PAN) dengan tegas meminta agar Dinas Pertanian memberikan data valid nama-nama Kelompok Tani (Koptan) penerima bantuan hewan ternak dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pemprov.
Pasalnya, sudah 3 tahun berjalan, Dinas Pertanian selalu berputar-putar dengan berbagai alasan, sehingga permintaan itu tidak pernah terealisasi.
“Sudah lama komisi B meminta data itu (nama-nama penerima bantuan-red), tapi anehnya tidak pernah diberikan. Berbagai alasan mereka (dinas pertanian) utarakan,” ungkap Fauzan usai RDP dengan Biro Perekonomian Pemprovsu, dinas Ketahanan Pangan dan dinas Pertanian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di aula lantai I gedung DPRD Sumut Medan, Kamis (28/7).
Menurut Fauzan, data penerima bantuan hewan ternak itu sangat penting diterima. Agar, masyarakat mengetahui, kelompok tani mana saja yang mendapatkan bantuan tersebut.
” Kami sering turun ke dapil dalam kegiatan reses dan sosper. Dalam kegiatan itu banyak usulan yang disampaikan masyarakat untuk dilaporkan ke dinas. Namun, tidak ada yang diakomodir, sementara program bantuan itu ada,”ucapnya.
Ia pun mengaku heran, mengapa permintaan dewan atas data-data itu tidak dapat dipenuhi oleh pihak dinas. Padahal, dalam program pemerintah Sumut melalui dinas sudah jelas peruntukkannya.
“Barusan pihak dinas beralasan penerimanya terbatas, lalu alasan lagi harus mengutamakan usulan dari tingkat II. Besok besok entah apalagi alasannya,” bebernya.
Untuk itu, tegas Fauzan, jika tidak jelas peruntukkan anggaran pemprovsu terhadap program ke masyarakat, maka dirinya tidak akan membahas KUA/PPAS dan serapan anggaran.
“Untuk apa dibahas, kalau kita saja tidak diberitahu arah serapan yang diberikan. Lebih baik enggak usah dibahas KUA/PPAS nya,” katanya dengan nada kesal.
Sebelumnya, dalam RDP tersebut, Komisi B DPRD Sumut meminta agar pihak Biro Perekonomian Pemprovsu, dinas Ketahanan Pangan dan dinas Pertanian menciptakan sebuah inovasi dalam pengembangan pupuk organik ke petani.
“Kita harus merubah pola pikir masyarakat yang lebih mengutamakan hasil yang instan. Jadi, sudahlah, jangan lagi buat acara acara yang hanya bersifat seremonial. Kita harus punya inovasi baru yang dapat mengembangkan pupuk organik. Karena, selain menjaga ekosistem, pupuk organik juga dapat menjaga kesuburan tanah dan lingkungan,”jelas Fauzan. (ind)