GARUT – Wakil Bupati (Wabup) Garut, dr. Helmi Budiman, mengimbau peternak di Kabupaten Garut untuk tidak menjatuhkan harga sapi dengan memanfaatkan isu PMK (penyakit mulut dan kuku).
Wabup Garut Helmi Budiman mengatakan itu ketika melakukan pengecekan hewan ternak milik kelompok ternak sapi perah di Kampung Bojong 3 Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan, Selasa (21/6).
“Saya imbau kepada para peternak jangan terpengaruh dengan upaya-upaya yang tidak terpuji, yang menjatuhkan harga sapi yang terkena PMK ini, jadi tolong nanti komunikasi kalau ada yang seperti itu, komunikasi dengan dinas, komunikasi nanti dengan tempat pemotongan hewan ya,” ungkap Wabup Garut.
Helmi mengatakan, harga sapi yang terkena PMK bisa mencapai Rp 7 juta saja. Padahal harga normal bisa mencapai Rp 20 juta. Hal ini, lanjut dr. Helmi, tentunya sangat merugikan para peternak.
“Harga sapi 20 juta tadi katanya harganya jadi 7 juta, nah inikan sangat merugikan, nah ini upaya-upaya ini stoplah upaya-upaya seperti ini, dalam keadaan KLB (darurat) ini ya kita harus melindungi, (yang) harus kita lindungi malah dijadikan objek untuk mencari sesuatu,” paparnya.
Helmi juga meengaskan bahwa PMK ini merupakan penyakit yang tidak menular ke manusia, dan hewan yang terpapar pun dagingnya aman dikonsumsi masyarakat. Walaupun, ada beberapa bagian yang harus dibuang.
“Aman sekali lagi dikonsumsi masyarakat dan dimasaklah dengan baik gitu, oleh karena itu MUI (Majelis Ulama Indonesia) pun ya memberikan fatwa bahwa kalau penyakitnya masih ringan ini boleh untuk dijadikan sebagai hewan kurban,” tegas dr. Helmi.
Sementara itu, dalam pengecekannya itu, Helmi mengatakan bahwa di daerah yang ia kunjungi, ada sekitar 53 sapi yang mati. Menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya akan melakukan verifikasi, dan jika memenuhi syarat, peternak yang hewan ternaknya mati serta tidak sempat disembelih akan mendapatkan dana kerahiman sebesar Rp 5 juta rupiah.
“Kami juga mendapatkan kabar dari pusat juga ada dana kerahiman yang tentu mudah-mudahan juga ini akan menambah tambahan ya untuk mengurangi kerugian yang dialami oleh para peternak,” tandasnya.(*)