GARUT – Kabupaten Garut banyak memiliki potensi. Kabupaten yang berjuluk Kota Intan ini tak hanya terkenal dengan dodol Garutnya namun juga ada potensi tenun khas Garut.
Ajang pameran hingga fashion show menjadi salah satu media untuk mempromosikan tenun khas Garut ini.
Misalnya seperti yang dilakukan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut dlam ajang Fashionality Modest Mode 2022, yang diinisiasi oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu 24 Agustus 2022.
Dalam ajang tersebut, busana Tenun Sutra Motif Ecoprint yang dibuat Viera Sutra ini, diperagakan langsung oleh Ketua Harian Dekranasda Garut juga Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag ESDM) Garut, Nia Gania Karyana beserta istri.
Kadisperindag ESDM Garut menuturkan, ada 6 kabupaten/kota yang memiliki kain tenun yang diwajibkan mengikuti Fashionality Modest Mode 2022 tersebut, sehingga pihaknya ikut serta meramaikan ajang yang dibuka resmi Ketua Umum Dekranasda Jawa Barat, Atalia Praratya ini.
“Nah intinya bahwa kami telah melakukan promosi Sutra Garut (dan) Batik Garut melalui fashion week, fashion week ini diharapkan bahwa mereka lebih mengenal apa yang menjadi tenunan Kabupaten Garut, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan daya jual dan daya saing ekonomi daerah terutama di pertenunan,” ujar Gania saat diwawancara oleh Tim Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut di Kantor Metrologi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kabupaten Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat 27 Agustus 2022.
Gania menerangkan, busana warna keemasan yang dikenakannya bersama istri diwarnai dengan menggunakan pewarna alami asal tumbuhan atau tidak menggunakan zat kimia, dengan filosofi elegan, wibawa, dan ramah sebagai penggambaran orang Garut.
Ia mengungkapkan ke depan pihaknya akan mencoba mereplikasi fashion week tersebut di Kabupaten Garut, dengan harapan mampu meningkatkan daya jual produk-produk fesyen khas Garut serta meningkatkan kreativitas para penjahit agar bisa mendesain pakaian yang lebih memiliki daya saing.
“Nah ke depan Fashion Week Jabar ini akan kita adopsi menjadi Fashion Week Garut, dan insya Allah akan kita laksanakan mudah-mudahan di bulan Oktober (atau) November,” pungkasnya.(*)