MEDAN – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Yahdi Khoir Harahap dari Partai Amanat Nasional (PAN) temui massa mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa UINSU (ALMAUN) menggugat, saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin 12 September 2022.
Di depan ratusan mahasiswa, Yahdi menyatakan sikap tolak kenaikan BBM dan sepakat dengan tuntutan yang disampaikan para mahasiswa. “Hidup mahasiswa, hidup masyarakat,..!!!,”teriak Yahdi.
Bahkan dirinya mengaku penyataan sikap tolak BBM sudah ditegaskan fraksi PAN DPRD Sumut pada pendapat akhir Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun 2022 dan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2023 para rapat paripurna dewan.
Fraksi PAN menilai, kenaikan harga BBM telah menodai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, terkhusus pada pasal 33 yang meyebutkan ‘Kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’.
Atas dasar tersebut, tambah Yahdi, fraksi PAN DPRD Sumut meminta agar Pemerintah Joko Widodo meninjau ulang kenaikan harga BBM. Karena, keinginan masyarakat sudah diwakili mahasiswa dan DPRD Sumut, khususnya fraksi PAN mendukung penolakan harga BBM ini.
“Semoga aspirasi yang disampaikan mahasiswa dapat didengar. Setidaknya, kenaikan harga BBM dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya,”ketus anggota Komisi D ini.
Selain tuntutan tolak kenaikan harga BBM, Yahdi juga meminta adanya pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan data pribadi. Sehingga, data yang dimiliki tidak dapat disalahgunakan.
“Saya juga mendukung salahsatu tuntutan aksi mahasiswa agar diterbitkannya RUU perlindungan data pribadi,”katanya.
Sementara terkait tarif listrik, Yahdi meminta kepada pemerintah, khususnya kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT PLN (Persero) dapat meninjau kembali kenaikan daftar harga listrik yang masih dinilai mahal. Karena, kenaikan tersebut sangat perlu untuk direvisi ulang.
“Tiga tuntutan mahasiswa ini adalah sebuah realistis yang harus disuarakan,”harapnya.
Namun, lanjut dia, aksi ini harus berlangsung damai dan tetap menjaga kehormatan mahasiswa. Karena, mahasiswa adalah orang-orang intelektual. Jadi, gerakan yang dilakukan jangan ada yang anarkis saat orasi dimuka umum.
“Hidup mahasiswa…hidup rakyat,”teriak Yahdi lagi.
Diakhir penyampaiannya, Yahdi pun meminta para mahasiswa untuk kembali dengan damai. Serta, mematuhi rambu-rambu lalu lintas saat berkendara. Karena, seluruh tuntutan yang disampaikan akan diteruskan kepada pemerintah pusat di Jakarta. (ind)
